Jangan Ditunda, Ini Pentingnya Tidur Siang bagi Ibu Hamil

Bagikan :


Salah satu perubahan yang banyak dialami ibu hamil adalah menjadi mudah mengantuk meskipun telah mendapatkan tidur yang cukup dalam semalam. Perubahan hormon progesteron dalam tubuh dapat membuat bumil mudah mengantuk. Selain itu, tubuh juga akan menghasilkan lebih banyak darah untuk janin di dalam rahim. Situasi ini yang menyebabkan ibu hamil jadi mudah mengantuk meskipun telah cukup tidur.

Bagi ibu hamil yang bekerja, mengantuk seringkali dikhawatirkan akan mengganggu aktivitas pekerjaan. Namun, para ahli menyarankan untuk tidak menunda tidur siang bagi ibu hamil demi menjaga kesehatan ibu dan janin. Berikut ini beberapa manfaat tidur siang bagi ibu hamil:

1. Menurunkan risiko operasi caesar

Kondisi kesehatan ibu dan janin sangat berpengaruh pada peluang proses kelahiran anak. Dilansir dari Healthline, sebuah studi menyebutkan bahwa ibu hamil yang tidur kurang dari 6 jam per hari memiliki risiko persalinan yang lebih lama dan memiliki risiko lebih besar untuk mengalami persalinan dengan operasi caesar.

Pada ibu hamil yang sudah memasuki trimester ketiga umumnya lebih mudah lelah dan sering mengalami sulit tidur di malam hari. Oleh karena itu, demi mencukupi kebutuhan tidur ibu hamil, disarankan untuk menyempatkan tidur siang di waktu luang.

2. Mengatasi pregnancy fatigue

Pregnancy fatigue atau kelelahan akibat kehamilan dapat dialami ibu hamil sejak kehamilan memasuki trimester pertama. Dikutip dari NHS, perubahan hormon membuat ibu hamil mudah lelah, tidak bersemangat, emosional dan sering mual-mual. Rasa lelah juga dapat muncul menjelang persalinan akibat penambahan berat badan seiring dengan membesarnya ukuran janin. Agar dapat menjalani persalinan dengan sehat untuk ibu dan janin, maka ibu hamil dianjurkan untuk banyak istirahat termasuk tidur siang.

3. Memperbaiki suasana hati

Perubahan hormon juga dapat menyebabkan ibu hamil mengalami perubahan suasana hati. Perubahan suasana hati ini dapat membuat ibu hamil mudah marah dan emosional. Untuk mencegah efek samping dari perasaan yang tidak menentu, ibu hamil dianjurkan menyempatkan tidur siang. Istirahat yang cukup dapat memperbaiki suasana hati dan mencegah ibu hamil mengalami stres dan depresi selama kehamilan.

4. Mengurangi risiko bayi lahir dengan berat badan rendah

Sebuah penelitian di China mengungkapkan bahwa ibu hamil yang memiliki kebiasaan tidur siang setidaknya 90 menit per hari memiliki risiko lebih rendah untuk melahirkan bayi dengan berat badan rendah. Berat badan bayi saat lahir bergantung pada beberapa faktor termasuk asupan gizi ibu hamil dan riwayat kesehatan ibu. Namun para ahli meyakini bahwa ibu hamil yang mendapat istirahat cukup memiliki peluang lebih besar untuk melahirkan bayi yang sehat.

 

Tidur siang di masa kehamilan dapat membantu menjaga kesehatan ibu dan janin. Jika ibu hamil mulai merasakan kantuk tak tertahankan, maka sebaiknya segera cari posisi dan tempat yang aman untuk melakukan tidur siang terutama jika ibu sedang berada di kantor atau di tempat umum. Apabila ibu hamil berada di rumah, segera tidur dengan posisi tidur senyaman mungkin. Selain mencukupi kebutuhan istirahat, ibu hamil juga dianjurkan untuk minum air putih yang cukup, rutin olahraga dan makan makanan yang sehat.

Writer : Ratih AI Care
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Minggu, 16 April 2023 | 05:58

Tiredness and sleep problems. (2021). Retrieved 10 February 2022, from https://www.nhs.uk/pregnancy/related-conditions/common-symptoms/tiredness/

Cider, C. (2020). Is Excessive Sleeping During Pregnancy a Problem?. Retrieved 10 February 2022, from https://www.healthline.com/health/pregnancy/excessive-sleeping-during-pregnancy#risks

Peters, B. (2021). The Effects of Lack of Sleep and Poor Sleep During Pregnancy. Retrieved 10 February 2022, from https://www.verywellhealth.com/consequences-of-sleep-problems-in-pregnancy-3015068

Liu, H. et al. (2019). Associations between Maternal Sleep Quality Throughout Pregnancy and Newborn Birth Weight. Retrieved 10 February 2022, from https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/31830816/